Bukit
Kampung Air Mulai Gundul,
Dimanakah
Daerah Resapan Air di Pusat Kota Batam?
Ridwan
Purwanto, S. Sos
Pengajar
Komunikasi Di Kota Batam
(Artikel ini Pernah di Kirimkan ke Batam Pos Namun Tak di Terbitkan,
Kondisi Banjir Tanggal 11 Januari 2014, sebagai Pelajaran Berharga, seperti yang di Ulas di Artikel ini)
Saat puasa Ramadhan
tahun ini pernah suatu hari sore-sore hujan begitu deras sekali mengguyur di
Batam Centre sekitar 2-3 jam hujan. Suara guntur yang besar dan petir
menyambar-nyambar menjadikan hujan kala itu semakin seram.
Saya terpaksa tidak bisa pulang
menunggu hujan reda dan petir menghilang. Takut juga kalau memaksakan diri
dengan petir yang menyambar-nyambar itu. Sudah banyak cerita bahwa di Kepri ini
orang banyak tersambar petirkan!
Hujan Banjir dimana-mana
Pusat Kota Batam yang nota benenya
sebagai pusat perkantoran diguyur hujan sebentar saja sudah mulai kebanjiran
dimana-mana. Bukan hanya Ayu Ting-Ting saja yang kebingunan “Kemana, oh Kemana!
Saya juga kebingungan harus mencari jalan menuju ke rumah.
Hujan sudah mulai reda masih hujan
rintih-rintih saya pulang dengan motor pilihan saya dari Kampus Politeknik ke
Bengkong memilih melewati Mitra Raya karena saya lihat di depan Global biasanya
sudah banjir, saya lewat daerah Citra Batam juga sudah banjir, terpaksa saya
memutar kembali karena daerah Yos Sudarso juga juga sudah banjir, saya kembali
ke arah Batam Centre.
Saat itu mulai banyak motor dan mobil
yang mogok. Untung motor tua saya bisa bertahan tidak mogok meski dengan
pelan-pelan gasnya saya stabilkan dengan masuk gigi satu saja bisa keluar dari
jebakan banjir dan pohon tumbang di dekat Perumahan Centre Point dan dekat
mitra raya dan air sudah tinggi sekitar satu dengkul disepanjang jalan Citra
Batam.
Akhirnya saya dan bisa keluar bisa
jalan ke arah Batam Centre dan di dekat Sekolah Global yang jalanan agak
menurun itu deras sekali air dari atas. Sampai di simpang Masjid Raya juga
banjir melanda.
Meskipun Hujan itu fenomena alam yang
bisa saja terjadi dan susah ditolak namun kalau kita tidak antisipasi dengan
sarana saluran air serta peresapan yang kurang baik bisa berakibat fatal air
yang begitu banyak tidak tertampung di saluran air menuju ke pantai.
Batam Centre kini mulai menjelma
menjadi sebuah pusat perkantoran dan bisnis yang vital. Kita juga sering
melihat Kantor Walikota tergenang air, Kantor Dispenda dan kantor-kantor lain
di Batam Centre ini tergenang cukup dalam saat hujan tiba.
Evaluasi Saluran Air
Kita semua mungkin sudah tahu kalau
saluran air atau parit disepanjang Batam Centre masih kecil-kecil tentu saja
begitu hujan deras pasti tidak bisa menampung air yang banyak. Kalau kita
banding dengan kota yang lebih tua misalnya Yogjakarta atau Solo. Saluran air itu terletak di bawah
trotoar yang sangat besar bahkan kita bisa berdiri di dalamnya.
Kapan kota Batam ini mulai membangun
saluran air yang terintegrasi dengan trotoar yang nyaman untukl pejalan kaki
juga pari di bawahnya bisa menampung air hujan yang banyak. Kalau tidak kita
mulai sekarang kita bisa bayangkan mungkin kita akan melihat seperti bundaran
Hotel Indonesia Jakarta saat banjir kemarin terjadi suatu saat kalau tidak
segera di evaluasi dan diperbaiki bisa juga Batam Centre akan tenggelam banjir.
Daerah Peresapan Air dan Ruang Terbuka Hijau di Pusat Kota
Kita melihat di Batam Centre ada
bukit Clara yang kini sudah di branding tulisan “Welcome To Batam” semoga
daerah bukit Clara bisa kembali hijau menjadi daerah resapan air dan sarana
publik untuk berolahraga dan menghijau menghiasi pemandangan Kota Batam.
Dataran Engku Putri sudah diperbaiki
menjadi sarana publik yang mulai nyaman kita bisa melihat setiap hari baik pagi
dan sore cukup ramai para anak-anak muda, anak kecil dan orang tua bisa
beraktifitas di Dataran atau Alun-alun Engku Putri. Sarana olahraga juga mulai
dilengkapi oleh Pemko Batam.
Bukit yang di tumbuhi pohon-pohon
yang hijau sebagai daerah resapan air ini tentu saja menjadi penting dan wajib
hukumnya agar air hujan bisa meresap ke dalam tanah dan bisa mengurangi air
hujan yang keluar ke jalan dan masuk ke parit.
Bukit yang sudah hijau bisa
dimanfaatkan menjadi ruang publik atau terbuka yang dimanfaatkan oleh warga
Batam sebagai tempat olahraga, bermain anak-anak, acara-acara pemerintah yang
bersifat back to nature. Kedepan
tentu saja Batam Centre menjadi Ikon Wisata Alam karena tidak semua kota di
Indonesia dan dunia masih ada Bukit yang masih asri hijau, yang lokasinya di
pusat kota. Hal ini tentu saja menjadi sebuah aset harus dipertahankan di
segera di bangun.
Bukit Kampung Air Gundul
Usaha untuk menghijaukan daerah Engku
Putri kesannya akan sia-sia kalau bukit-bukit sekitarnya masih saja di pangkas,
digunduli, diratakan tanahnya untuk apa kita tahu juga apa kebutuhan
pembangunan atau keperluan lain?.
Kita bisa melihat saat ini sedang
dilakukan pemotongan bukit Kampung Air yang di dekat kampung Air yang ada di
belakang kampus Politeknik Negeri Batam ada danau untuk menampung air.
Bukit yang gundul tentu saja daerah
resapan air di Pusat Kota semakin hilang, danau untuk menampuang air sudah
tidak mampu menampung air hujan yang besar. Ditambah kondisi parit yang masih
kecil tentu saja akan menambah parahnya banjir yang akan terjadi di Pusat Kota
Batam yang kita cintai ini.
Pembangunan sebuah kota yang baik
tentu saja pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan yang bisa berakibat
fatal di kemudian kelak. Suara-suara rakyat di kedai kopi saja mungkin tidak
cukup ampuh bisa merubah kebijakan sang pemimpin yang memmpunyai kekuatan dan
kebijakan arah pembangunan kota ini.
Wakil rakyat atau para pejabat
mungkin juga sudah tahu dan bisa memprediksikan kondisi kota Batam ini ke depan
kalau kondisi seperti ini masih saja diteruskan. Namun prediksi ini hanya
sebuah prediksi langkah nyata penyelamatan dan peninjauan kembali pembangunan
di bukit-bukit yang menjadi resapan bisa di tinjau kembali. Jangan sampai SK
Menteri Kehutanan No. 463 yang
lagi heboh saat ini tentang Kawasan Hutan Lindung itu akan terjadi kembali di
daerah Batam Centre ya, meskipun saat ini masih diusahakan untuk ditinjau
kembali.
Tulisan-tulisan dari para rakyat yang
peduli ini semoga semakin banyak bisa tertorehkan dan bisa dibaca oleh banyak
orang dan bisa menambah wacana keilmuan dan kepedulian kita terhadap lingkungan
sekitar kita dan kondisi lain di Kota Batam.
2014 Tahun Politik, Apakah ada Calon Wakil Rakyat yang Peduli Lingkungan?
Para calon wakil rakyat di Kota Batam
sudah ditentukan siapa saja yang akan maju di Pemilu Tahun 2014. Kita tidak
pernah melihat salah satu calon yang peduli dengan lingkungan. Hanya bisa
memamerkan wajah-wajah manis di spanduk dan billboard di simpang-simpang.
Daripada untuk membayar reklame yang mahal tersebut kan bisa digunakan untuk
kegiatan amal untuk konservasi lingkungan yang telah rusak oleh pembangunan
yang tidak selaras dengan alam.
Calon wakil rakyat yang banyak ini
kita tidak bisa menebak apa sebenarnya tujuan utama mereka menjadi wakil
rakyat? Menjadi pelayan rakyat? Atau ingin dilayani rakyat? Atau ingin juga
merampok rakyat? atau yang benar-benar tulus untuk memperjuangkan kepentingan
rakyat, hanya mereka sendiri dan tuhan yang tahu!
Kita hanya bisa berharap kedepan di
2014 yang terpilih ada yang peduli dengan lingkungan dan pembangunan
diselaraskan dengan alam. Sehingga Kota Batam akan menjadi kota metropolitan
yang selaras dengan alam itu sendiri.
Kita sebagai warga Batam tentu saja berharap
semoga salah satu Ikon Kota Batam dataran Engku Putri dan pusat perkantoran di
Kota Batam tidak bernasib sama seperti di Jakarta yang tenggelam oleh air
bersama lumpur kalau saja kita semua, pemerintah Kota Batam dan BP Batam bisa
menjaga keseimbangan alam dengan menjaga Bukit di Pusat Kota Batam sebagai
daerah resapan air dan segera membangun saluran air yang cukup besar bisa
menampung air hujan.
Kita tidak ingin Kota Batam yang
terkenal dengan kota Industrinya, kemudian hari akan di kenal dengan Kota
Banjir. Ayo kita semua untuk semakin peduli dengan lingkungan kita, lingkungan
yang akan kita wariskan ke anak cucu kita.
No comments:
Post a Comment