Sejarah seolah kini terulang kembali, jaman dulu saat VOC runtuh oleh korupsi dan kolusi para pejabatnya. Kini bangsa Indonesia ini selalu bekutat dengan kasus-kasus korpsi yang tiada henti menghiasi obrolan pagi, siang, malam dan di kedai-kedai kopi hingga di panggung televisi.
Dulu panggung-panggung bisa kita lihat tokoh-tokoh yang bermanfaat bisa membantu umat namun kini banyak sekali justru pangung itu diisi oleh pencoleng-pencoleng, layar tv dan media massa banyak nampil tokoh-tokoh sampah yang menggarong uang rakyat atas nama kebaikan hahaha pandai berkilah sekali mereka. Kapan tokoh yang bermanfaat yang berjasa itu bisa menjadi tauladan kalau tayangannya sang perampok, garong uang rakyat saja.
Meski alibi media adalah dengan di publis maka mereka jadi malu yah kalau malu saja masih kurang pak, tapi efek lainnya juga kita perhatikan. di publisnya di pampang saja berikut ini tersangka maling uang rakyat yang sedang menjalani hukuman ngecor jalan MRT, Wisma Atlit hambalang yang belum selesai mereka suruh ngecor dan kawan-kawan yang korupsi tentu saja ada para kontraktor yang mengawasi dan sipir yang memantau dunk terus diliput pasti jera itu.
Meski alibi media adalah dengan di publis maka mereka jadi malu yah kalau malu saja masih kurang pak, tapi efek lainnya juga kita perhatikan. di publisnya di pampang saja berikut ini tersangka maling uang rakyat yang sedang menjalani hukuman ngecor jalan MRT, Wisma Atlit hambalang yang belum selesai mereka suruh ngecor dan kawan-kawan yang korupsi tentu saja ada para kontraktor yang mengawasi dan sipir yang memantau dunk terus diliput pasti jera itu.
Penjara kini mulai sesak bukan para pencoleng yang sangar namun penuh dengan pencuri yang kulitnya mulus, wajah keren duit berjibun hingga kantong dan rekeningnya pun tak kuat menampung uang dan kekayaannya danbisa dibagi-bagi ke wanita-wanita, orang entah berantah, atau juga mungkin bisa pembantunya disuruh buat tabungan dan diisi oleh uang bosnya namun atmnya tetep dipegang sang juragan malin tadi.
Bangsa ini sungguh lagi sekarat bagaiman tidak silahkan saja berjalan-jalan ke Malaysia atau Singapura, alangkah malunya kita ini disana. Dosa pejabat kita yang korup ini membuat bangsa ini tidak punya muka di negeri orang. Rupiahpun juga tidak bisa banyak bicara. nilainya semakin terpuruk saja dengan dollar sing dan ringgit.
Sial sekali bangsa dan rakyat kita ini, sudah uang nya habis yang bayarin rakyat eh yang nikmatin mobil mewah rumah mewah, fasilitas mewah sampai istri siri atau simpenan dimana-mana bukan hanya simpenan uang dan harta saja heheh orang juga disimpen sama sang koruptor tadi.
Cerita ketidakadilan ini sampai kapan?
atau kita hanya berdiam diri menunggu dan menunggu?
atau justru bersyukur?
atau juga hanya mencibir dan berdebat saja? bak ibarat hiburan panggung sandiwara politik sang penguasa yang doyang makan uang? bukan makan kue atau nasi dan lauknya?? karena sudah takut kolestrol makanya makan mewahnya diganti makan wanita hahaha sunggu ironis sekali kaum hawa yang jadi sasaran empuk serigala koruptor ini
atau kita mencoba memberikan solusi yang sederhana namun sisi kajian hukum nya pasti akan dipersulit oleh sang sok pinter bikin undang-uandang dan produk hukum untuk mengebiri rakyat nya sendiri bukan melindungi kepentingan rakyat justru berkonsi dengan luar negeri investor asing yan menjajah kita dengan model baru yang lebih halus namun sengsaranya juga seumur hidup
Solusi untuk memberantas korupsi ya sederhana saja, kita jajah mereka kembali yang telah mengecewakan hati dan merampok uang rakyat dengan memperkerjakan mereka untuk membuat fasilitas umum jalan, jembatan, sekolah, tempat ibadah, rel kereta api atau MRT, monorail hingga membuat pagar batas negara, tentu saja ini lebih bermanfaat dari pada cuma dipenjara bisa duduk manis uang tetap masih ada di rekening luar negeri bisa bayar sipir untuk bisa keluar jalan-jalan.
Sang koruptor disuruh saja ngecoir pasti mereka juga jera dan kapok ternayata jadi pekerja bangunan itu susah makanya jangan maen proyek tilep uang proyek. kalau uang proyek anda korupsi yang senagsara itu pekerja proyek dan akhirnya rakyat yang pake fasilitas itu bisa beresiko dan hutang kita bisa makin banyak.
Daripada dipenjara makan tidur dan kegiatan lain namun wujud nya kurang terlihat alangkah bagusnya kalau dimanfaatkan untuk membuat proyek-proyek kepentingan negara. pasti banyak yang gak setuju itu tentu saja kok hukuman kembali ke jaman Belanda penjajahan dulu??? ya kalau itu yang memang cocok untuk memberantas korupsi kenapa tidak?? iya kan??? terus di tentang HAM??? HAM yang mana beberapa orang merampok uang rakyat untuk digunakan segelintir saja uang itu untuk kenikmatan yang dia bagia saja?? dan rakyat menjadi korban bertahun-tahun bahkan gerasi berikutnya setelah kita ini masih merasakan efek korupsinya eh kok HAM pula?? HAM aduh gimana koruptor itu seolah-oleh membunuh secara pelan-pelan rakyat indonesia dengan halus dan perlahan akan sengsara gitu masih dilindungi HAM. HAM harus membela kaum yang yang banyak.
Ayo buat gerakan "Koruptor di Hukum Ngecor, Solusi Atasi Korupsi di Indonesia" lebih bermanfaat
semoga bisa terealisasi hukuman yang setimpal.
No comments:
Post a Comment