Ristek Gandeng
Politeknik Negeri Batam Gelar Workshop Penguatan Budaya dan Etika Kepenelitian,
“Membangun Budaya Riset dalam Mendukung Inovasi Flugal”
Batam sebagai daerah terdepan
dan terluar yang sangat strategis letaknya secara geografis, sangat dekat
dengan negara Singapura dan Malaysia. Untuk itu Kementerian Riset dan Teknologi
(Kemenristek) menggandeng Politeknik Negeri Batam menyelenggarakan acara
workshop dengan tema Membangun Budaya Riset dalam Mendukung Inovasi frugal”. Pada
hari Rabu, 28 November 2012 acara ini di adakan di Hotel Nagoya Plaza.
Narasumber workshop ini dari
Asisten Deputi Budaya dan Etika Kemenristek Dra. Vemmie D. Koswara, MA tentang
tema “membangun Budaya Riset Dalam Mendukung Inovasi Frugal”, Direktur
Politeknik Negeri Batammengenai “Strategi Penguatan Budaya Riset dan Inovasi
pada lembaga Riset Batam”, dan dari
pihak industry Bapak Andreas Ganefriyanto Engineering Manager dari PT. Aker
Solution Batam menegani “Potret Potensi dan Peluang Kerjasama dengan Industry”
Pengertian “Inovasi Frugal”
yaitu serangkaian kegiatan disain rekayasa kreatif yang menghasilkan produk
teknologi inovasi yang sangat murah (ultra-low-cost),
kuat dan mudah digunakan yang memenuhi kebutuhan pasar dengan kemampuan ekonomi
rendah. Inti dari inovasi frugal ini adalah inovasi menghasilkan produk
dengan harga murah dan banyak dibutuhkan oleh orang banyak.
Acara yang dibuka oleh Dra.
Vemmie D. Koswara, MA dari Asisten Deputi Budaya dan Etika Kemenristek, beliau
memberikan arahan dari bapak Deputi tentang acara workshop ini, “Melalui forum
ini diharapkan menjadi ajang untuk menghidupkan penelitian-penelitian, untuk
bisa membahas dan mengembangkan industri flugal dan bisa menumbuhkan inovasi
yang mendorong daya saing bangsa”.
“Intinya adalah bagaimana kita
bisa menghasilkan inovasi para generasi muda, mahasiswa dan masyarakat untuk
menjadi peneliti, dan akhirnya selamat berworkshop dan semoga bermanfaat”,
Tegas Ibu Vemmie mengakhiri sambutannya.
Acara workshop ini dipandu
oleh moderator bapak Muslim Ansori, yang kemudian memperkenalkan para
narasumber yang berkompeten di bidangnya satu persatu. Pemaparan materi yang
pertama dilakukan oleh Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, beliau memaparkan bahwa “Strategi
Penguatan Budaya Riset dan Inovasi pada lembaga Riset Batam dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu Rencana induk pengembangan penelitian di Politeknik Negeri Batam,
identifikasi tentang kebutuhan di Batam dan kebutuhan nasional dan
internasional, lokasi atau lingkungan penelitian”.
“Saat ini beberapa kajian
tentang penelitian yang sudah dijalankan di Polibatam diantaranya yaitu tentang
kajian daerah terdepan, terluar dan tertinggal, kajian wanita, penelitian daya
saing dan manajemen atau ekonomi, dan bidang robotika serta bidang lain terus
akan dikembangkan untuk dikaji, tegas Pak Eko.
Polibatam sebagai perguruan
tinggi negeri yang berada di lokasi yang strategis ini siap mencetak lulusan
yang berkualitas dan kompeten untuk kebutuhan industri dan membelakinya dengan
semangat berwirausaha sejak dibangku kuliah.Wujud Tridarma perguruan tinggi
(pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat), Polibatam
mengembangkan penelitian-penelitian yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan
industri di Batam.
Dari sisi industri sangat
detail sekali dikemukanan oleh bapak Andreas bagaimana peran industry khusunya
industri yang bergerak di oil and gas ini melakukan risetnya sesuai dengan
permintaan para kliennya.
Acara dilanjutkan dengan
pemaparan oleh Ibu Vemmy mengenai bagaimana cara membangun budaya riset inovasi
flugal, beliau menyampaikan bahwa “Budaya riset ini harus didukung dengan
pendanaan yang cukup, sarana riset yang memadai, Pengetahuan hak cipta dan
paten, serta insentif yang baik bagi para peneliti untuk semakin giat
meneliti”.
“Kemenristek dalam upaya untuk
meningkatkan budaya riset di Indonesia salah satunya dengan diadakan acara ini,
serta memacu untuk mengubah cara pandang bahwa riset itu tidak selamanya harus
berteknologi yang tinggi dan mahal, namun bisa juga inovasi yang murah dan
banyak dibutuhkan di masyarakat, contohnya India, Cina sudah mengembangkan
riset tentang inovasi flugal ini, kini saatnya Indonesia mengembangkan. Meski
Indonesia sudah banyak yang sudah dibuat produk khususnya cindera mata, namun harus kita
kembangkan lagi inovasi lain yang bisa dipatenkan dan bisa dijual ke luar
negeri. Tentu dengan hal tersebut akan meningkatkan daya saing kita di dunia
internasional, tutur Ibu Vemmy.
Sebelum ditutup acara ini juga
diadakan sesi diskusi untuk mengetahui masukan dan pertanyaan dari para peserta
yang terdiri dari, mahasiswa, pelaku bisnis, dan perwakilan dari instansi
pemerintah di Kota Batam dan provinsi Kepri.
Melalui acara ini kita bisa
mengambil manfaat diantaranya bagaimana cara kita menumbuhkan budaya riset dan
mengubah cara pandanga kita tentang riset, dan menumbuhkan budaya riset inovasi
flugal untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
Politeknik Negeri Batam sangat
berterima kasih telah diberikan kesempatan untuk turut ikut terlibat dalam
acara ini bersama Kemeristek, semoga kerjasama yang baik ini bisa terus kita
bina dan ditunggu acara-acara lain bersama kemenristek di Kota Batam.